Rabu, 18 Maret 2015

PROTOZOA


PRAKTIKUM  I

Topik                   :  Protozoa
Tujuan                 :  Mengenal beberapa anggota phylum Protozoa yang hidup bebas di air tawar
Hari/ Tanggal      :  Kamis/ 26 Februari 2015
Tempat                :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin


I.          ALAT DAN BAHAN
Alat :
 1.    Pipet tetes                                        
        2.    Kaca penutup                                   
3.     Mikroskop                                     
4.     Kompor gas                                     
5.     Panci                                               
6.     Gelas Kimia                                     
7.     Gelas aqua sebanyak 8 buah
8.     Plastik transparan 
9.     Kertas karbon 5 l3mbar 
10.   Tissue
11.   Kapas

Bahan :
1.      Air kolam                                         5.    Kotoran ayam kering
2.      Air sawah                                         6.    Jerami
3.      Air selokan                                      
4.      Air comberan

II.       CARA KERJA
I.          Medium Biasa
1. Mengambil 2-3 tetes air tersebut di atas dengan menggunakan pipet tetes, meletakkan pada kaca benda, menutup dengan kaca penutup.
2.  Mengamati Protozoa apa saja yang tampak.
3.  Menggambar morfologi hewan-hewan tersebut dan menyebutkan bagian-bagiannya.
II.       Medium Biakkan
1. Merebus 200 gram jerami dengan air sebanyak + 2 liter selama 15 menit.
2. Mendinginkan air rebusan, menyaringnya lalu mengambil sebanyak 80 ml air rebusan dan memasukkan ke dalam gelas aqua.
3.  Menambahkan kotoran ayam kering dan sedikit jerami ke dalam aqua.
4.  Memasukkan air bahan sebanyak 20 ml.
5. Memberikan perlakuan gelas aqua A dalam keadaan transparan, sedangkan gelas aqua B dalam keadaan tertutup kertas karbon.
6.   Membiarkan media selama satu minggu.
7.   Melakukan pengamatan selama satu minggu.

III.   TEORI DASAR
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal, mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme yang sempurna. Ukuran tubuh mikroskopis sangat beranekaragam morfologi, fisiologi dan perkembangbiakannya. Habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain. Alat gerak pseudopodia, flagellum, silia dan ada yang tanpa alat gerak.
Beberapa protozoa mempunyai bentuk yang sederhana sedangkan protozoa yang lain memiliki struktur yang kompleks, terdapat organel yang melayani bagian proses yang vital yang secara fungsional analog dengan sistem organ metazoa. Kira-kira 30.000 spesies protozoa yang telah dikenal dan jumlahnya melampaui jumlah hewan-hewan yang lain. Protozoa merupakan jasad renik bersel tunggal dengan ukuran tubuh antara 100-300 mikron. Sel tubuh protozoa terdiri dari tiga bagian utama yaitu membran plasma, sitoplasma, dan inti sel. Protozoa berkembang biak dengan pembelahan biner atau membelah diri dari satu sel menjadi dua sel. Pada reproduksi mula-mula terjadi pembelahan secara mitosis kemudian diikuti dengan pembelahan plasma.
Bentuk protozoa menunjukkan keanekaragaman. Ada spesies yang tidak mempunyai bentuk tertentu, senantiasa berubah-ubah, ada pula yang mempunyai bentuk tertentu seperti bola atau bulat memanjang. Ada spesies yang mempunyai bulu cambuk atau flagel, ada yang mempunyai bulu getar atau silia, ada pula yang polos tanpa flagel atau silia. Berdasarkan perbedaan dalam morfologi itulah orang menyusun sistematika protozoa. Protozoa merupakan phylum yang pertama dalam dunia hewan. 
1.  Rhizopoda atau Sarcodina, bergerak dengan kaki semu ( pseudopodia ), misalnya : Amoeba
2.  Flagellata atau Mastigophora, bergerak dengan bulu cambuk ( flagel ), misalnya : Euglena.
3.  Cilliata, bergerak dengan bulu-bulu getar ( silai ), misalnya : Paramaecium.
4.  Sprozoa, tidak memiliki alat gerak, misalnya : Plasmodium.
5.  Suctoria, bentuk muda mempunyai silia sedangkan pada waktu dewasanya hidup mandiri, mempunyai tentakel dan melekat pada suatu benda dengan tentakelnya,misalnya : Prypoda.

Ciri-ciri khusus :
1.    Kecil ( berukuran 0,0002 mm sampai 0,0003 mm ), biasanya terdiri atas satu   sel, beberapa membentuk koloni, asimetris, ada juga yang simetris bulat.
2.  Ada yang memiliki bentuk tertentu, misalnya bulat, oval, memanjang atau bentuk lain. Pada beberapa jenis tidak tentu.
3.  Bernucleus, terdiri atas satu atau lebih, tersusun atas bagian struktur organel, tidak memiliki organ atau jaringan.
4.    Bergerak dengan flagella, pseudopodia, silia atau bergerak sendiri.
5.    Pengambilan makanan ada beberapa cara, yaitu :
a) Secara holozoik yaitu mengambil bahan dari organisme lain ( bakteri, jamur, algae,  dan protozoa lain ).
b)  Saprophitik : hidup dengan menghancurkan benda-benda yang ada disekitarnya.
c)  Saprozoik : mengambil bahan-bahan dari hewan mati.
d) Holophitik atau autothroph : menghasilkan makanannya dengan jalan mengadakan fotosintesis. Beberapa mengkombinasi dua cara yang telah disebut dengan holophitik.
6.   Berkembang biak dengan cara pembelahan biner atau ganda atau membuat tunas. Cara kembang demikian disebut cara kembang biak aseksual. Beberapa berkembang biak dengan peleburan dua gamet atau konjugasi.
         Beberapa protozoa memang benar-benar hidup bebas, tapi beberapa hidup pada makhluk hidup lain ssehingga menjadi makhluk parasitis. Diduga makhluk yang parasit itu berasal dari makhluk hidup yang bebas.
            Pertukaran gas O2 dan CO2 berlangsung secara difusi karena adanya perbedaaan tekanan gas di dalam sel dan di luar sel. Protozoa bergarak dengan menggunakan kaki semu ( pseudopodia ),cilia dan flagel.pseudopidia berasal dari penjuluran sitoplasma dan bersifat sementara terutama untuk berpindah tempat dan makan. Gerakan timbul akibat dari kontraksi protoplasma memanjang dan memendek secara lambat. Protozoa yang bergerak dengan pseudopodia adalah dari kelas Sarcodina.

                   Cara makan Protozoa ada tiga macam yaitu :
1.    Autotrof adalah dapat mensintesis makanan sendiri seperti layak tumbuh- tumbuhandengan jalan fotosintesis.
2.  Heterotrof adalah Protozoa yang tidak dapat melakuakn fotosintesis,  mendapatkan makanannya dengan cara menelan banda padat atau memakan organisme lain seperti bakteri, protozoa yang bersifat autotrof dan heterotrof disebut amfitrof.

            Pseudopodia dibagi dalam 4 macam tipe atas dasar bentuk penjuluran protoplasma :
1.    Lobopodia ; bentuk penjuluran tumpul seperti lidah, ada kalanya bercabang terdiri atas ektoplasma dan endoplasma. Contoh ; Amoeba.
2.    Filopodia ; bentuk penjuluran langsing, lembut seperti benang (filamen), biasanya runcing, terdiri atas ektoplasma saja. Contoh ; Vampyrella.
3.    Reticulopodia ; bentuk penjulurannya panjang, halus dan terdiri atas ektoplasma saja, bercabang-cabanga dan berpotongan seperti jala. Contoh ; Lieberkuhnia.
4.    Axopodia ; bentuk penjulurannya seperti jarum, agak kaku dan semi permanen, ada kalanya bercabang, memijar dari pusat. Contoh ; Actinophrys.


V.     ANALISIS DATA

Pada pengamatan praktikum kali ini, digunakan medium, media dan perlakuan tertentu untuk menemukan beberapa anggota phylum Protozoa yang hidup bebas di air tawar. Untuk menemukan beberapa anggota phylum Protozoa yang hidup bebas di air tawar, digunakan dua medium, yaitu medium biasa (berupa air kolam, air sawah, air selokan dan air comberan) dan medium biakan (masing-masing 4 jenis air tersebut ditambahkan dengan air rebusan jerami dan kotoran ayam kering, serta disungkup dengan plastik transparan dan kertas karbon. Medium biakan tersebut kemudian dibiarkan selama 1 minggu, setelah itu lalu dibuka sungkupannya dan diambil sampel airnya untuk diamati di mikroskop.
Pada medium biakan yang ditutup plastik transparan, terdapat protozoa yang berbeda daripada medium biakan yang di tutup dengan karbon. Begitu juga dengan jenis protozoa yang terdapat pada medium biasa dengan medium biakan, mempunyai jenis protozoa yang berbeda-beda pula. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar protozoa bersifat autotrof atau mengolah makanannya sendiri dengan melakukan fotosintesis yang memerlukan cahaya. Namun beberapa jenis protozoa ada juga yang dapat melakukan kombinasi dua cara (hidup ditempat gelap dan terang) atau disebut Holoptik
1 )  Euglena viridis
Klasifikasi    :
Kingdom     : Animalia
Phylum        : Protozoa
Superclass    : Mastigophora
Class            : Phytomastigoporea
Ordo             : Euglenida
Famili           : Euglenidae
Genus           : Euglena
Spesies         Euglena viridis
(Sumber : Hegner. 1968)
Euglena viridis adalah protista yang dapat bertindak sebagai heterotrof dan dapat pula sebagai autotrof. Ketika bertindak sebagai heterotrof, Euglena viridis mengelilingi partikel dan mengkonsumsi makanan dengan fagositosis. Ketika bertindak sebagai autotrof, Euglena viridis menggunakan kloroplas (warna hijau) yang mengandung Klorofil a, Klorofil b, dan beberapa karotenoid pigmen, untuk menghasilkan gula oleh fotosintesis.
Dalam kondisidengan kelembaban rendah, Euglena viridis membentuk dinding pelindung di sekitar itu sendiri dan tertidur sebagai spora sampai kondisi lingkungan membaik. Euglena viridis juga dapat bertahan dalam gelap dengan menyimpan paramylon butiran dalam tubuh pyernoid dalam kloroplas. Euglena berkembang biak dengan membelah diri secara longitudinal.

2)  Amphileptus claparedei
Klasifikasi    :
Kingdom      : Animalia
Phylum        : Protozoa
Class            : Liostomatea
Subclass       : Haptoria
Order           : Pleurozmatida
Famili          : Amphileptidae
Genus          : Amphileptus
Spesies         : Amphileptus cleparedei
Berdasarkan hasil pengamanatan spesies ini terdapat di air kolam dan air sawah pada medium biasa. Serta pada air comberan pada medium biakan yang ditutupi oleh kertas karbon. Tubuhnya terdiri atas bagian silia, nukleus, vakuola kontraktil dan protoplasma. Tubuhnya lateral dikompersi. Mulutnya cembung pada sisi ventral, seperti celah. Akan terlihat jelas ketika dia sedang makan. Memiliki silia yang hammpir lengkap, silia di sebelah kiri tubuhnya tidak terlalu jelas dan agak kurang dibandingkan dengan sisi sebelah kanan. Banyak terdapat vakoula kontraktil yang tidak beraturan yang didistribusikan disepanjang tepi ventral dan dorsal, memiliki 2 makronukleus, tubuhnya agak pipih berbentuk seperti labu panjang.
        3)   Euglena sp.
Klasifikasi  :
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Protozoa
Superclass  : Mastigophora
Class           : Phytomastigoporea
Ordo           : Euglenida
Famili         : Euglenidae
Genus         : Euglena
Spesies       Euglena sp.
(Sumber : Hegner. 1968)
           Euglena memiliki silia yang sama panjang, yang terdapat pada seluruh permukaan tubuhnya. Bentuk tubuh panjang, runcing pada anterior dan tumpul pada posterior. Lapisan luar yang memadat di sebut ektoplasma dan bagian disebelah di sebut endoplasma yang wujudnya padat.Anggota filum ini adalah organisme uniseluler yang kebanyakan ditemukan di air tawar, dengan beberapa ditemukan di air asin. Semua memiliki flagela digunakan untuk gerakan dan memiliki kloroplas, tetapi juga dapat makan sebagai heterotrof. Lebih khusus, mereka termasuk kelas Euglenoida. Semua anggota kelas ini ditemukan di air tawar dan melakukan fotosintesis atau makanan dengan difusi organisme lain. Mereka juga memiliki lapisan luar yang keras yang dikenal sebagai pelikel.


1)   Paramecium sp.
Klasifikasi    :
Kingdom       : Animalia
Phylum          : Protozoa
Superclass    : Cilliata
Class             : Holotriohea
Order            : Hymonostimatida
Famili           : Holotrichidae
Genus           : Paramecium
Species : Paramecium sp.
(Sumber : Hegner. 1968)
Paramecium adalah genus dari organisma dalam kerajaan Protista, yang merupakan organisme sel tunggal dan beberapa ganggang multiseluler. Sedangkan organisme lebih dikenal pada tanaman dan kerajaan hewan terdiri dari banyak sel yang bekerja sama untuk memenuhi fungsi biologis hewan atau tanaman, organisme bersel tunggal seperti paramecium harus melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup — mengambil nutrisi, menghilangkan limbah, menghasilkan energi, dan bereproduksi — dalam batas-batas sebuah sel tunggal. Dengan demikian, sel tunggal paramecium memiliki banyak fungsi. Meskipun tidak semua organisme bersel tunggal perlu selalu bergerak — beberapa, seperti banyak bakteri, yang stasioner — paramecium menggunakan gerakan untuk menemukan makanan. Dalam rangka untuk mencapai hal ini, bagian luar sel dilengkapi dengan silia, yang menyerupai rambut-rambut kecil. Ketika silia bergetar berirama, mereka mendorong sel melalui cairan. The University of Massachusetts mencatat bahwa paramecia sangat fleksibel, dan karena silia dan bentuk persegi panjang, mereka cukup lincah. Sebagai akibat dari mobilitas mereka, paramecia dapat mencari makanan. Mereka mengkonsumsi ganggang yang lebih kecil dan tanaman, yang mereka telan dengan menyapu makanan ke dalam struktur seperti mulut yang disebut rongga bukal. Sama seperti silia mengelilingi bagian luar paramecium, mereka juga jalur dalam rongga bukal, di mana mereka bertindak seolah sapu kecil, membantu untuk menarik cairan yang mengandung partikel makanan. The University of Massachusetts menjelaskan bahwa makanan kemudian melewati struktur yang disebut cytopharynx, yang mirip dengan tenggorokan manusia. Sementara paramecia tidak memiliki perut, yang mereka lakukan menyelipkan makanan ke dalam struktur kecil yang disebut vakuola, yang mengandung enzim pencernaan. Di sini, pencernaan berlangsung.