Kamis, 23 April 2015

ANNELIDA


PRAKTIKUM IV

Topik               :  Annelida
Tujuan             :  Mengamati dan menyebutkan ciri-ciri morfologi dari cacing   
                          tanah dan lintah.
Hari/ tanggal   :  Kamis/ 12 Maret 2015
Tempat            :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 


I.             ALAT DAN BAHAN
Alat        :
1.      Bak paraffin
2.      Loupe
3.      Kertas
4.      Jarum pentol
Bahan     :
1.      Cacing tanah (Pheretima sp)
2.      Lintah (Hirudo medicinalis)

II.          CARA KERJA
1.      Meletakkan cacing tanah yang hidup di atas kertas.
2.      Mengamati morfologi dari cacing tanah dan lintah.
3.      Menghitung jumlah segmen dari daerah anterior sampai klitelium dan daerah anterior sampai posterior.
4.      Menggambar dan memberi keterangan.

III.    TEORI DASAR
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Ciri tubuh annelida meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m. Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia. Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin.
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya.Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa.
Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot.
Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus.Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah.Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior.Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor merupaka npori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia.Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap.Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea. Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus.
Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas.Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah.Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice oele(cacing wawo).
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani).Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm. Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput.
Kelas Hirudinea contohnya lintah. Kebanyakan tinggal di air tawar, tetapai ada yang di laut atau daratan. Setiap gelang tubuh memiliki beberapa alur mendatar. Lintah memunculkan pengisap anterior kecil sekitar mulutnya dan pengisap posterior yang besar. Meskipun beberapa diantaranya adalah predator yang hidup bebas, kebanyakan adalah pemakan cairan. Pengisap darah dapat mencegah penggumpalan darah dengan zat hirudin yang dikeluarkan dari ludah.

V.      ANALISIS DATA
1.      Cacing tanah (Pheretima sp.)
Klasifikasi :
Kingdom    : Animalia
Phylum        : Annelida
Classis         : Oligochaeta
Ordo           : Oligochaetales
Familia        : Pheretimanidae
Genus         : Pheretima
Spesies        : Pheretima sp
( Sumber : Verma, P.S. 2002 )
        Pada praktikum Annelida kali ini, digunakan hewan cacing tanah (Pheretima sp) sebagai salah satu spesies dari filum Annelida, yang digunakan untuk mengamati dan menyebutkan ciri-ciri morfologi dari cacing tanah. Cacing tanah tanah merupakan hewan yang termasuk dalam kelas oligochaeta. Habitat cacing tanah (Pheretima sp) adalah di tanah yang basah, di selokan, dan di sawah.
1.      Stuktur dan Fungsi
Tubuh Pheretima sp berbentuk silindris panjang, dapat mencapai panjang tubuh hingga 150 mm. Pada bagian ujung anterior terdapat tonjolan yang disebut prostomium yang setelahnya terdapat mulut. Pada ruas ke 16 terdapat klitelium yang berfungsi pada waktu akan melakukan perkawinan. Tiap-tiap ruas terdapat setae yang membungkus seluruh permukaan tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak karena adanya otot retractor dan protractor. Tubuh terbungkus oleh kutikula yang transparan guna melindungi tubuh dari gangguan fisis atau khemis. Pada kutikula terdapat kantung-kantung kelenjar yang mengeluarkan cairan sehingga tubuh selalu mengkilat. Mulutnya berbentuk sabit dan terletak pada bagian belakang ventral dari prostomium. Sedangkan anus terdapat pada ruas yang paling akhir.
2.      Sistem Reproduksi
Pada sebuah ruas dari cacing tanah terdapat muara saluran Vas deferens (saluran sperma). Muara tersebut besar dan membentuk suatu bibir sedang lubang muara oviduct kecil dan bulat terdapat pada ruas yang lainnya.
Dari lubang tersebut nantinya akan keluar telur. Dua ekor cacing tanah melekatkan diri dan saling membuahi. Lubang nephridia terdapat pada setiap segmen kecuali segmen satu dan terakhir. Dan letak nephridia tersebut adalah antara setae lateral dan setae ventro lateral. Alat reproduksi terdiri dari alat kelamin jantan dan betina yang terdapat pada seekor hewan cacing tanah. Alat betina terdiri dari sepasang ovaria. Sepasang oviduct berhubungan dengan suatu saluran terbuka bersilia, kemudian oviduct membesar pada kantung telur dan terbuka sebelah luar. Kecuali itu terdapat sepasang receptaculum seminalis atau spermatheca. Alat kelamin jantan terdiri dari dua testis yang berbentuk menjari. Dan vasa diferentis sebagai kelanjutan saluran yang bersilia dan menuju arah luar. Terdapat sepasang vesicular seminalis dan dua pusat resenvoir. Pembuahan tidak akan terjadi tetapi selalu bersilang, yakni pada waktu dua hewan cacing tanah mengadakan kopulasi. Dua cacing tanah akan bersatu dengan membuat sabuk coccon yang berasal dari zat perekat yang dikeluarkan oleh kelenjar di daerah clitellum.
3.      Sistem Pencernaan
Alat pencernaan terdiri atas : Rongga mulut, Pharinx, Oesophagus, Crop (provenriculus), Gizzard atau ventriculus, berdinding tebal, Intestinum dan berakhir dengan anus. Usus merupakan saluran yang silindirs tetapi dinding sebelah dorsal melekuk dalam dan disebut dengan Typhlosole. Sekitar saluran pencernaan sebelah dorsal antara pembuluh darah terdapat sel-sel Chloragogen yang membantu proses penghancuran makanan dan membantu alat ekskresi. Sekitar oesophagus terdapat kelenjar Calciferous yang menghasilkan cairan Ca yang berguna untuk menetralisir makanan. Makanan cacing tanah terdiri atas daun-daunan, sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang ada di dalam tanah. Materi-meteri tersebut dikumpulkan pada waktu malam hari di mana hewan tersebut aktif keluar dari persembunyiannya dan menggaruk-garuk tanah dengan ekornya.
Tanah yang mengandung sisa-sisa makanan ditelan masuk mulut pharynx, di sini terdapat sekresi dari kelenjar Calciferous yangberfungsi untuk menetralisir makanan yang bersifat asam. Gizzard sebagai alat penggiling bekerja menghancurkan bahan-bahan makanan yang bercampur dengan tanah. Pada akhirnya zat-zat makanan akan diserap oleh pembuluh darah dan sisa-sisa zat makanan akan di buang.


4.      Sistem Respirasi
Cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi khusus untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas respirasi dilakukan melalui membran pada seluruh permukaan tubuh.oleh karena itu dibawah kutikula banyak terdapat pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran gas CO2 dan O2.
5.      Sistem Ekskresi
Alat pembuangan kotoran berupa suatu alat yang disebut nefridia terdapat pada tiap-tiap ruas. Saluran nefridia yang bersilia yang disebut nephrostome pada ruas sebelah muka, sedang saluran lainnya berbelit-belit pada ruas yang belakang. Silia pada nephrostome menyebabkan adanya cairan yang menggiring cairan di dalam coelom dan masuk ke saluran yang membelit yang selanjutnya akan dibuang di muara pada permukaan tubuh.
6.      Sistem Peredaran Darah
Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan bagian-bagian benda yang melayang yang disebut Corpuscula. Warna merah dari darah disebabkan oleh hemoglobin yang larut dalam plasma darah. Saluran darah yang penting : (1) Saluran darah dorsal atau saluran supra intestinal, (2) Saluran darah ventral atau saluran darah sub intestinal, (3) Saluran darah bawah batang syaraf atau subneural, (4) Sepasang saluran darah lateral batang syaraf, (5) Lima pasang jantung yang menghubungkan saluran darah ventral dan saluran darah dorsal, (6) Dua saluran integumen usus dan saluran integumen nephridia, (7) Saluran cabang dari saluran darah ventral ke nephridia, dan dinding tubuh, (8) Saluran parietal menghubungkan saluran darah dorsal ke saluran di bawah batang syaraf, (9) Saluran cabang dari saluran darah dorsal ke usus, (10) Saluran darah typhlosole yang menghubungkan diri dengan saluran darah dorsal.

7.      Sistem Syaraf
          Terdiri dari sentral yang terdiri dari dua bagian, termasuk pada bagian dorsal dan disebut otak atau ganglion suprapharyngeal. Ganglion tersebut dihubungkan dengan sepasang alat penghubung dengan sepasang ganglion sub pharyngeal yang terletak di bawah pharynx. Dari bagian itulah akan menjadi batang syaraf sepanjang tubuh dimana pada tiap-tiap ruas akan menjalar syaraf-syaraf peripher yang terdiri atas syaraf afferent dan syaraf efferent (datang). Afferent timbul dari sel syaraf motoris, sedang syaraf yang berasal dari sel syaraf pada epidermis berfungsi sebagai syaraf sensoris. Sel perasa dilengkapi dengan rambut syaraf yang melewati kutikula sehingga dapat mencapai dinia luar. Alat perasa tersebut peka terhadap sinar dan rangsangan lain.
Tubuh Pheretima sp. lunak dan mengeluarkan lendir untuk mempermudah gerakannya. Jika cacing tanah merasa terganggu, misalnya ditusuk, cacing tanah akan menguarkan cairan putih kental seperti santan. Ini merupakan cairan selom, gunanya untuk mempertahankan diri. Tubuh cacing tanah terdiri dari segmen-segmen dan memiliki struktur organ-organ sederhana, yang justru menyebabkan cacing tanah dapat terus beradaptasi dengan lingkungan hidupnya. Cacing tanah tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan, otot badannya yang memanjang (longitudinal) dan otot badannya yang melingkar tebal (sirkuler) ternyata sangat berguna untuk pergerakan. Kontraksi otot longitudinal menebabkan tubuh cacing tanah bisa memanjang dan memendek. Sedangkan kontraksi otok sirkuler menyebabkan tubuh cacing tanah mengembang dan mengkerut. Sinkronisasi kontraksi kedua jenis otot ini menimbulkan gaya gerak kedepan. Kalau diperhatikan kelihatan lemah, tetapi sebetulnya tidak demikian, cacing tanah termasuk relatif kuat karena dengan susunan otot yang melingkar dan memanjang cacing tanah dapat menembus tanah. Cacing tanah dapat mendorong suatu benda atau batu kecil yang 60 x lebih berat dari tubuhnya sendiri, tetapi bila tidak dapat didorong, tanah itu akan dimakannya dan setelah itu bersama-sama kotoran dikeluarkan atau disembulkan melalui anus.

          2.   Lintah  (Hirudo medicinalis)
Klasifikasi
Kingdom       : Animalia
Phylum          : Annelida
Classis           : Clitellata
Subclass        : Hirudinea
Ordo             : Arhyncobdellidae
Familia          : Hirudinidae
Genus            : Hirudo
Spesies          : Hirudo medicinalis
Lintah adalah cacing gelang dalam Hirudinea Subclass yang biasanya ectoparasitic. Tidak seperti Oligochaeta, lintah tidak menunjukkan klitelium sepanjang tahun. Sebaliknya, hanya akan terlihat selama musim kawin. Lintah adalah bilateral simetris, dengan badan berotot tebal. Biasanya mereka dorso-bagian perut (depan ke belakang) diratakan dan tersegmentasi, meskipun segmen tidak sering terlihat.  Lintah memiliki ciri-ciri triploblastik selomata, rongga tubuh sejati, alat pencernaan sempurna, sistem saraf tangga tali, alat eksresi berupa nefridia, system peredaran darah tertutup, berjenis kelamin ganda (hermafrodit), bentuk tubuh agak gepeng atau gilik dan memiliki alat penghisap anterior dan posterior.
1.      Habitat Lintah
Kebanyakan lintah adalah hewan air tawar, tetapi spesies darat dan laut banyak terjadi. lintah tanah umum di tanah atau di dedaunan rendah di hutan hujan basah. Di hutan kering mereka dapat ditemukan di lapangan di rembesan membasahi tempat. Dalam cuaca kering, beberapa liang spesies dalam tanah di mana mereka dapat bertahan selama berbulan-bulan bahkan dalam total kekurangan air lingkungan. Dalam kondisi tubuh dikontrak kering dan kaku, pengisap tidak dibedakan, dan kulit benar-benar kering. Dalam sepuluh menit dari percikan dengan beberapa tetes air, lintah ini muncul, aktif sepenuhnya. Lintah air tawar lebih suka hidup di perairan masih atau lambat mengalir, namun spesimen telah dikumpulkan dari cepat mengalir sungai. Beberapa spesies amfibi dianggap sebagai mereka telah diamati di kedua habitat darat dan perairan.
2.          Sistem Reproduksi
Sebagai hermafrodit, lintah memiliki 2 jenis kelamin. Seperti cacing tanah mereka juga memiliki clitellum, sebuah wilayah kulit menebal yang hanya jelas selama masa reproduksi. Kawin melibatkan terjalinnya tubuh dimana tiap sperma deposito di daerah clitellar yang lain. Rhyncobdellids tidak memiliki penis tapi menghasilkan paket tajam sperma yang dipaksa melalui dinding tubuh. Sperma kemudian membuat jalan ke ovarium di mana pembuahan terjadi. clitelium ini mengeluarkan kepompong agar-agar yang tangguh yang mengandung nutrisi, dan dalam hal ini bahwa telur disimpan. Lintah ini mengangkat bahu itu sendiri bebas dari kokon, penyegelan sebagai itu melewati kepala. Kokon biasanya ditaruh  dikubur atau menempel pada batu atau daun dan kering ke kerak berbusa. Setelah beberapa minggu atau bulan, kaum muda muncul sebagai miniatur orang dewasa. Tidak ada tingkat larva. Lintah membentuk kokon yang mengandung telur yang telah dibuahi & kokon akan diletakkan dalam air/tanah.
3.          Saraf dan Indera
·     Ruas 5 & 6 terdapat lingkar saraf ganglia: otak
·     Alat indera: mata & papilla
·     Mata: fotoreseptor
·     Papilla & sensila: tonjolan kecil pada epidermis. Fungsi: alat peraba & perasa

VI.     KESIMPULAN
1.        Annelida terdiri dari 3 kelas, yaitu Oligochaeta, Polychaeta dan Hirudinea.
2.        Cacing tanah (Pheretima sp) merupakan cacing yang berbentuk bulat (gilik) yang termasuk dalam kelas oligochaeta. Cacing tanah memiliki ciri-ciri tubuh berbentuk gilik, ujung posterior tubuh agak meruncing, tubuh bersegmen-segmen, permukaan ventral tubuh licin, mulut terdapat pada ujung anterior tubuh, anus terdapat pada ujung posterior tubuh, dan bersifat hermafrodit.
3.        Morfologi luar cacing tanah antara lain kepala, mulut, segmen, klitelium, dan anus.
4.        Cacing tanah termasuk ke dalam ordo Oligochaeta.
5.        Lintah (Hirudo Medicinalis) merupakan hewan bertubuh lunak yang termasuk dalam kelas hirudinea.
6.        Lintah memiliki ciri-ciri triploblastik selomata, rongga tubuh sejati, alat pencernaan sempurna, sistem saraf tangga tali, alat eksresi berupa nefridia, system peredaran darah tertutup, berjenis kelamin ganda (hermafrodit), bentuk tubuh agak gepeng atau gilik dan memiliki alat penghisap anterior dan posterior.
7.        Lintah termasuk kelas Clietellata.
8.        Pada tubuh lintah terdapat 2 penghisap pada bagian anterior dan posterior.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar